Belakangan ini, perdagangan minyak internasional kembali menjadi fokus perhatian global. Menurut laporan, pemerintah Amerika Serikat sebelumnya mengancam India dan China dengan tindakan hukuman, karena kedua negara tersebut mengimpor minyak dari Rusia. Namun, berita terbaru menunjukkan bahwa Presiden AS Trump telah mengubah sikapnya terhadap China setelah bertemu dengan Presiden Rusia Putin.
Setelah pertemuan dengan Putin di Alaska, Trump memberikan wawancara kepada Fox News. Dia menyatakan bahwa berdasarkan hasil pertemuan tersebut, saat ini tidak akan mempertimbangkan untuk mengenakan tarif tambahan akibat pembelian minyak Rusia oleh China. Pernyataan ini sementara meredakan ketegangan antara China dan Amerika Serikat terkait masalah perdagangan minyak.
Namun, Trump juga mengisyaratkan bahwa keputusan ini mungkin hanya bersifat sementara. Dia menyebutkan dalam sebuah wawancara: "Mungkin dalam dua hingga tiga minggu ke depan saya akan mempertimbangkan kembali masalah ini, tetapi saat ini kami tidak perlu melakukannya." Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah AS masih mempertahankan fleksibilitas dalam kebijakan perdagangan minyak.
Perlu dicatat bahwa Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah hukuman terhadap India dengan mengumumkan tarif tambahan pada barang-barang India. Tindakan ini memicu diskusi luas di masyarakat internasional tentang kebijakan perdagangan Amerika Serikat.
Pertemuan puncak antara pemimpin Amerika dan Rusia kali ini serta dampak lanjutan yang ditimbulkannya, menyoroti kompleksitas perdagangan energi internasional dan pentingnya faktor geopolitik. Negara-negara mencari keseimbangan antara pasokan energi dan hubungan internasional, yang akan terus memengaruhi arah pasar minyak global.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
NotGonnaMakeIt
· 10jam yang lalu
Ya sudah, masing-masing bermain.
Lihat AsliBalas0
SighingCashier
· 22jam yang lalu
Gelombang ini pasti akan berubah nanti.
Lihat AsliBalas0
GateUser-c799715c
· 22jam yang lalu
Wah, lagi-lagi bermain kebijakan longgar dan ketat.
Lihat AsliBalas0
Deconstructionist
· 22jam yang lalu
Apakah Amerika Serikat lagi-lagi melakukan standar ganda?
Lihat AsliBalas0
WalletDetective
· 22jam yang lalu
India mengalami kerugian besar kali ini, bukan?
Lihat AsliBalas0
StableGenius
· 22jam yang lalu
secara empiris, ini hanyalah teater... trump membutuhkan putin lebih dari minyak saat ini
Belakangan ini, perdagangan minyak internasional kembali menjadi fokus perhatian global. Menurut laporan, pemerintah Amerika Serikat sebelumnya mengancam India dan China dengan tindakan hukuman, karena kedua negara tersebut mengimpor minyak dari Rusia. Namun, berita terbaru menunjukkan bahwa Presiden AS Trump telah mengubah sikapnya terhadap China setelah bertemu dengan Presiden Rusia Putin.
Setelah pertemuan dengan Putin di Alaska, Trump memberikan wawancara kepada Fox News. Dia menyatakan bahwa berdasarkan hasil pertemuan tersebut, saat ini tidak akan mempertimbangkan untuk mengenakan tarif tambahan akibat pembelian minyak Rusia oleh China. Pernyataan ini sementara meredakan ketegangan antara China dan Amerika Serikat terkait masalah perdagangan minyak.
Namun, Trump juga mengisyaratkan bahwa keputusan ini mungkin hanya bersifat sementara. Dia menyebutkan dalam sebuah wawancara: "Mungkin dalam dua hingga tiga minggu ke depan saya akan mempertimbangkan kembali masalah ini, tetapi saat ini kami tidak perlu melakukannya." Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah AS masih mempertahankan fleksibilitas dalam kebijakan perdagangan minyak.
Perlu dicatat bahwa Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah hukuman terhadap India dengan mengumumkan tarif tambahan pada barang-barang India. Tindakan ini memicu diskusi luas di masyarakat internasional tentang kebijakan perdagangan Amerika Serikat.
Pertemuan puncak antara pemimpin Amerika dan Rusia kali ini serta dampak lanjutan yang ditimbulkannya, menyoroti kompleksitas perdagangan energi internasional dan pentingnya faktor geopolitik. Negara-negara mencari keseimbangan antara pasokan energi dan hubungan internasional, yang akan terus memengaruhi arah pasar minyak global.