Pasar memasuki fase "disorder harapan", risiko kunci dan strategi

Penilaian Inti

1. Jalur kebijakan non-linier: Kebijakan tarif menunjukkan perbedaan internal dan fluktuasi jangka pendek, sulit untuk membentuk konsistensi jangka panjang. Kebijakan yang berulang kali mengganggu kepercayaan pasar, memperkuat karakteristik "dorongan kebisingan" pada harga aset.

2. Robekan data keras dan lembut: Data keras jangka pendek yang kuat seperti ritel, tetapi data lembut seperti kepercayaan konsumen secara keseluruhan melemah. Keterlambatan ini beresonansi dengan gangguan kebijakan, membuat pasar sulit untuk secara akurat memahami arah fundamental makro.

3. Tekanan pengelolaan ekspektasi Federal Reserve semakin meningkat: Situasi saat ini bagi Federal Reserve adalah inflasi yang tidak stabil tetapi terpaksa menurunkan suku bunga akibat tekanan fiskal, dan konflik inti semakin tajam.

Risiko Utama yang Diharapkan

1. Kebingungan harapan kebijakan: Risiko terpenting adalah hilangnya kepercayaan terhadap kebijakan, "tidak ada yang tahu langkah selanjutnya bagaimana."

2. Ekspektasi pasar kehilangan acuan: Jika pasar percaya bahwa Federal Reserve akan "terpaksa melonggarkan" di bawah inflasi tinggi/resesi ekonomi, mungkin akan terbentuk "perbedaan yang tidak sesuai" dengan melebaranya spread kredit + kenaikan suku bunga jangka panjang.

3. Ekonomi memasuki ambang stagflasi: data keras dalam jangka pendek tertutupi oleh efek pembelian, risiko perlambatan konsumsi yang nyata sedang semakin menumpuk.

Saran Strategi

1. Mempertahankan struktur pertahanan: Saat ini tidak ada alasan sistematis untuk melakukan pembelian, disarankan untuk menghindari membeli di harga tinggi dan berinvestasi besar pada aset yang bersifat agresif.

2. Fokus pada struktur kurva suku bunga: Begitu terjadi ketidaksesuaian antara penurunan sisi pendek dan peningkatan sisi panjang, akan memberikan dampak ganda pada aset dengan valuasi tinggi dan kredit.

3. Pertahankan pemikiran batas bawah, alokasikan secara terbalik dengan moderat: Penetapan ulang volatilitas akan membawa peluang struktural, tetapi syaratnya adalah mengendalikan posisi dan ritme dengan baik.

Tinjauan dan Analisis Pasar

Minggu ini, pasar secara keseluruhan berada dalam struktur yang bergejolak dan rentan. Tiga indeks saham AS terus bergerak turun, sementara aset safe haven, emas, mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Di sisi komoditas, harga minyak berhenti turun dan mulai naik, sedangkan harga tembaga sedikit menghangat. Dalam cryptocurrency, Bitcoin tetap bergerak dalam kisaran sempit, sementara altcoin lainnya secara keseluruhan lemah.

Dalam hal data ekonomi, survei ekspektasi inflasi Federal Reserve New York menunjukkan ekspektasi 5 tahun turun menjadi 2,9%, mencatat terendah baru sejak Januari. Kekhawatiran konsumen tentang perlambatan ekonomi dan ancaman resesi meningkat, dengan ekspektasi pengangguran dan pertumbuhan pendapatan memburuk. Namun, data penjualan ritel Maret menunjukkan hasil yang cerah, meningkat 1,4% dibandingkan bulan sebelumnya dan 4,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Ketidaksesuaian struktural antara data lunak dan keras ini mungkin merupakan zona transisi sebelum stagflasi/resesi.

Kurva imbal hasil utang AS menunjukkan bahwa pasar lebih berhati-hati terhadap prospek ekonomi AS, dengan risiko inflasi yang dinilai ulang. Pasar telah beralih dari "pemotongan suku bunga sepanjang tahun + pendaratan lembut" ke jalur penetapan harga baru "pemotongan suku bunga melambat + risiko inflasi jangka panjang meningkat."

Prospek Minggu Depan

Perbedaan internal dalam pemerintahan Trump mengenai isu tarif mungkin menyebabkan fluktuasi kebijakan yang sering, terus mengganggu ekspektasi pasar. Pejabat Federal Reserve mungkin akan melanjutkan nada "netral cenderung agresif" untuk mempertahankan pengikatan ekspektasi inflasi.

Kesenjangan antara data keras dan lunak semakin melebar, prospek kebijakan terhambat oleh siklus politik dan kendala fiskal. Dalam konteks ini, volatilitas mungkin menjadi variabel harga aset yang pertama kali bereaksi.

Disarankan kepada para investor untuk mempertahankan struktur defensif, fokus memantau sinyal "disorder harapan", membangun kerangka berpikir batas bawah, memperhatikan kontrol posisi dan diversifikasi dana, serta mempertahankan posisi terbalik yang moderat untuk menghadapi peluang kesalahan penetapan harga harapan pasar.