Baru-baru ini, sebuah protokol perdagangan yang berdampak luas telah dicapai antara Amerika Serikat dan Indonesia. Rincian protokol ini diungkapkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, yang mencakup kerjasama di berbagai bidang seperti energi, pertanian, dan penerbangan.
Sesuai dengan protokol, Indonesia berkomitmen untuk melakukan pembelian besar-besaran barang-barang asal Amerika, termasuk produk energi senilai 15 miliar dolar dan produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar. Dalam industri penerbangan, Indonesia akan membeli 50 pesawat penumpang, di mana beberapa di antaranya adalah model 777. Langkah ini tentunya akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi industri terkait di Amerika.
Perlu dicatat bahwa protokol ini membuka peluang pasar baru bagi sektor pertanian di Amerika Serikat. Peternak, petani, dan nelayan di Amerika Serikat akan mendapatkan akses penuh ke pasar Indonesia untuk pertama kalinya, yang dapat berdampak signifikan pada pola perdagangan pertanian antara kedua negara.
Dalam hal kebijakan tarif, protokol juga menetapkan ketentuan yang jelas. Semua barang yang diekspor Indonesia ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif 19%, sementara barang yang diekspor AS ke Indonesia akan menikmati tarif nol, serta dibebaskan dari hambatan non-tarif. Selain itu, protokol juga mencakup ketentuan untuk mencegah negara ketiga menggunakan tarif rendah untuk menghindari hambatan perdagangan, yaitu jika barang berasal dari negara dengan tarif tinggi, tarif negara asal akan ditambahkan pada tarif yang harus dibayar Indonesia.
Pencapaian protokol ini menandai bahwa hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia memasuki tahap baru, yang mungkin akan memiliki dampak mendalam pada pola perdagangan global. Namun, kita juga perlu memperhatikan pelaksanaan spesifik dari protokol tersebut dan dampaknya terhadap ekonomi kedua negara dalam jangka panjang. Ke depan, apakah negara lain akan meniru model perdagangan ini, serta dampak protokol bilateral ini terhadap sistem perdagangan multilateral, semua itu patut kita perhatikan secara terus-menerus.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
21 Suka
Hadiah
21
10
Bagikan
Komentar
0/400
AirdropHunterKing
· 07-18 13:55
Para pemburu gratis menang besar. Semua tanpa gas. Tambahkan interaksi Indonesia untuk menjalankan airdrop.
Lihat AsliBalas0
GasFeeCrier
· 07-16 09:52
Indonesian Rekt kita hanya bisa melihatnya.
Lihat AsliBalas0
ReverseTradingGuru
· 07-16 09:23
Melihat situasi ini, Indonesia akan mengalami kerugian besar.
Lihat AsliBalas0
FlashLoanLord
· 07-15 20:42
Tanpa penindasan, tidak ada eksploitasi!
Lihat AsliBalas0
MemeCoinSavant
· 07-15 20:41
berdasarkan perdagangan alpha baru saja Drop fr
Lihat AsliBalas0
ForeverBuyingDips
· 07-15 20:39
Bawa bangku kecil dan makan semangka
Lihat AsliBalas0
ZKProofster
· 07-15 20:36
secara teknis, ini hanyalah bentuk lain dari penangkapan ekonomi...smh
Baru-baru ini, sebuah protokol perdagangan yang berdampak luas telah dicapai antara Amerika Serikat dan Indonesia. Rincian protokol ini diungkapkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, yang mencakup kerjasama di berbagai bidang seperti energi, pertanian, dan penerbangan.
Sesuai dengan protokol, Indonesia berkomitmen untuk melakukan pembelian besar-besaran barang-barang asal Amerika, termasuk produk energi senilai 15 miliar dolar dan produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar. Dalam industri penerbangan, Indonesia akan membeli 50 pesawat penumpang, di mana beberapa di antaranya adalah model 777. Langkah ini tentunya akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi industri terkait di Amerika.
Perlu dicatat bahwa protokol ini membuka peluang pasar baru bagi sektor pertanian di Amerika Serikat. Peternak, petani, dan nelayan di Amerika Serikat akan mendapatkan akses penuh ke pasar Indonesia untuk pertama kalinya, yang dapat berdampak signifikan pada pola perdagangan pertanian antara kedua negara.
Dalam hal kebijakan tarif, protokol juga menetapkan ketentuan yang jelas. Semua barang yang diekspor Indonesia ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif 19%, sementara barang yang diekspor AS ke Indonesia akan menikmati tarif nol, serta dibebaskan dari hambatan non-tarif. Selain itu, protokol juga mencakup ketentuan untuk mencegah negara ketiga menggunakan tarif rendah untuk menghindari hambatan perdagangan, yaitu jika barang berasal dari negara dengan tarif tinggi, tarif negara asal akan ditambahkan pada tarif yang harus dibayar Indonesia.
Pencapaian protokol ini menandai bahwa hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia memasuki tahap baru, yang mungkin akan memiliki dampak mendalam pada pola perdagangan global. Namun, kita juga perlu memperhatikan pelaksanaan spesifik dari protokol tersebut dan dampaknya terhadap ekonomi kedua negara dalam jangka panjang. Ke depan, apakah negara lain akan meniru model perdagangan ini, serta dampak protokol bilateral ini terhadap sistem perdagangan multilateral, semua itu patut kita perhatikan secara terus-menerus.