Dari Kongo ke Web3: Perjalanan Kewirausahaan Pendiri Jambo, James Z

Dalam bidang cryptocurrency dan blockchain, potensi pasar yang muncul semakin mendapat perhatian. Meskipun sistem keuangan di daerah seperti Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tenggara belum cukup matang, permintaan untuk produk kripto terus meningkat. Melihat kesempatan ini, proyek Jambo lahir.

Pendiri Jambo, James Z, memiliki latar belakang dan perspektif yang unik. Ia dibesarkan di Kongo, dan keluarganya telah tinggal di Afrika selama tiga generasi. Lingkungan yang kaya akan budaya membuatnya memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi sosial di Afrika. Selama belajar komputer di Universitas New York, James pertama kali mengenal cryptocurrency dan membeli Ethereum. Setelah lulus, ia mengumpulkan pengalaman di bidang investasi, dan akhirnya muncul gagasan untuk mendirikan Jambo.

James berpendapat bahwa pasar baru yang muncul seperti Afrika menghadapi banyak masalah keuangan, seperti kesulitan dalam pembayaran lintas batas dan kurangnya rekening bank. Masalah-masalah ini telah diselesaikan di negara-negara maju, tetapi masih umum di pasar yang sedang berkembang. Wawasan inilah yang mendorongnya untuk memulai jalannya sebagai seorang wirausaha.

Tujuan Jambo adalah untuk menyediakan perangkat dan layanan Web3 yang terjangkau untuk pasar berkembang. Mereka meluncurkan JamboPhone yang dijual seharga hanya 99 dolar, yang dilengkapi dengan beberapa aplikasi Web3. Hingga Juli 2023, penjualan global telah melebihi 460.000 unit, dan pengguna telah mengaktifkan lebih dari 1,8 juta dompet non-custodial. Ekosistem Jambo saat ini mencakup lebih dari 50 proyek Web3 langsung di 7 jaringan blockchain utama.

Dalam hal pengembangan pasar, Jambo mengambil strategi pemasaran langsung yang paling langsung. James menyatakan bahwa mereka perlu menjelaskan keunggulan produk kepada pengguna berulang kali, membantu mereka mendapatkan keuntungan di platform. Di pasar seperti Kongo, pengguna sangat skeptis terhadap hal-hal baru; hanya dengan benar-benar membantu mereka menghasilkan uang, mereka dapat memenangkan kepercayaan.

Pengguna utama Jambo adalah kaum muda. Struktur populasi Afrika yang muda, dengan rata-rata usia hanya 18 tahun, memberikan kondisi yang menguntungkan untuk penerimaan dan penyebaran teknologi baru. James percaya bahwa membantu kaum muda ini untuk menghasilkan uang adalah kunci untuk memenangkan pengguna setia.

Dalam hal pendanaan, Jambo telah menyelesaikan putaran pendanaan seed senilai 7,5 juta dolar AS dan putaran A senilai 30 juta dolar AS dalam waktu singkat, menarik investasi dari beberapa dana kripto terkemuka. Ini mencerminkan pengakuan investor terhadap potensi pasar yang sedang berkembang.

James menekankan bahwa tujuan Jambo adalah untuk menciptakan pengguna crypto baru di pasar, dan bukan hanya merebut pengguna yang sudah ada. Mereka menghargai pertumbuhan cepat jumlah pengguna 4G di daerah seperti Afrika, yang diperkirakan akan mencapai 300 juta pada tahun 2025, memberikan ruang yang luas untuk pengembangan bisnis Jambo.

Untuk pengembangan di masa depan, Jambo berencana untuk terus memperluas pasar di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Meskipun wilayah ini memiliki bahasa dan budaya yang berbeda, masalah inti yang dihadapi seperti pembayaran lintas batas dan pengiriman uang adalah serupa. James percaya bahwa mata uang digital dan teknologi Web3 dapat secara efektif menyelesaikan masalah ini.

Sebagai seorang pengusaha, James mengakui bahwa jalan ini tidak mudah. Bekerja lintas zona waktu, tekanan dan tantangan yang terus-menerus adalah hal yang biasa. Namun, ia tetap percaya bahwa melalui kerja keras, perubahan positif dapat dibawa ke pasar yang sedang berkembang, memungkinkan lebih banyak orang untuk memahami dan terlibat dalam dunia mata uang digital.